Era sekarang ini banyak orang yang ingin tampil sempurna. Termasuk urusan gigi.
Gigi putih berseri menjadi dambaan setiap orang dan bleaching gigi menjadi sarana untuk mewujudkannya walopun ada harga dan resiko yang mengintai.
Artikel ini merupakan rangkuman dari beberapa sumber tentang bleaching gigi. Untuk sumber bisa dilihat di akhir artikel
Mengapa warna gigi bisa berubah?
Warna asli gigi manusia bukanlah putih cemerlang seperti susu atau porselain.
Warna gigi yang alami cenderung putih kekuningan dan agak tembus pandang. Warna putih kekuningan ini berasal dari lapisan enamel, yaitu lapisan terluar gigi yang keras dan kuat.
Sayangnya, lapisan enamel ini dapat terkikis dan rontok ketika Anda menyikat gigi terlalu keras, sering makan makanan asam, dan lain sebagainya.
Ketika lapisan enamel terkikis, lapisan dentin yang akan terekspos dengan lingkungan luar. Dentin sendiri merupakan lapisan tengah setelah enamel yang berwarna kuning.
Dentin yang terekspos inilah yang membuat gigi Anda menjadi berwarna kekuningan.
Ini beberapa faktor yang menyebabkan warna gigi bisa mengalami perubahan di antaranya
1. Makanan dan minuman
Beberapa jenis makanan dan minuman terbukti mampu membuat warna gigi mengalami perubahan. Perubahan ini terjadi akibat zat yang terkandung pada makanan dan minuman mampu mempengaruhi senyawa pada email gigi. Bahan kimia tertentu seperti pewarna pada makanan atau minuman juga dapat membuat gigi berubah warna. Zat-zat tersebut bisa menempel pada gigi.
Ada beberapa makanan dan minuman yang dapat membuat permukaan gigi terlihat kuning atau kecoklatan, diantaranya adalah yang mengandung tanin seperti kopi, teh, minuman soda, minuman beralkohol, makanan bersantan seperti kari, dan buah-buahan seperti beri. Makanan dan minuman tersebut mengandung pigmen yang dapat melekat pada permukaan enamel gigi dan meninggalkan noda sehingga gigi akan terlihat kekuningan/ kecoklatan.
Selain itu, minuman lain yang mengandung kadar asam tinggi seperti pada anggur, wine, alkohol, soda atau minuman berenergi juga bisa mengganggu warna gigi.
2. Kebiasaan merokok
Asap rokok yang mengandung tar dapat merubah warna gigi menjadi agak gelap. Kandungan tar atau nikotin yang ada pada asap rokok bisa menumpuk pada lapisan luar gigi. Bila tumpukan ini sudah banyak, maka warna gigi akan menjadi gelap dan mulai menghitam. Oleh sebab itu, menghentikan kebiasaan merokok dapat mencegah warna gigi menghitam.
3. Plak pada gigi
Plak pada gigi bisa mengandung bakteri atau jamur dan inilah yang menjadi penyebab gigi kuning. Dalam jumlah akumulasi tertentu, plak pada gigi akan merubah warna gigi menjadi kehijauan atau sedikit orange. Plak gigi terjadi bisa diakibatkan oleh endapan sisa makanan yang menempel pada gigi. Bila jarang melakukan sikat gigi, maka endapan makanan ini akan menumpuk dan membentuk plak yang bisa menutupi warna asli gigi.
4. Riwayat penggunaan antibiotik
Beberapa antibiotik tertentu seperti penggunaan tetrasiklin bisa membuat warna gigi menjadi kuning kecoklatan atau biru keabuan. Hal ini hanya terjadi bila konsumsi antibiotik tersebut dilakukan pada masa pertumbuhan gigi, sehingga dapat mempengaruhi pembentukan warna asli gigi.
5. Fluorosis
Yakni timbulnya bercak-bercak putih pada gigi yang diakibatkan oleh proses metabolisme fluoride yang berlebih. Bila terjadi dalam waktu yang lama akan dapat mengganggu proses pembentukan enamel gigi. Selanjutnya, warna gigi akan menjadi memiliki bercak-bercak putih atau belang-belang.
6. Genetik
Warna kekuningan pada gigi dipengaruhi oleh genetik. Tingkat ketebalan enamel dan warna gigi orang tua juga mempengaruhi tingkat enamel pada anaknya. Semakin tipis lapisan enamel maka akan semakin mudah warna gigi berubah menjadi kekuningan. Hal tersebut terjadi karena dentin yang merupakan bagian penting dari gigi yang berada di bawah email atau enamel gigi mengeluarkan warna kekuningan atau kecoklatan pada permukaan gigi.
7. Usia
Usia juga menjadi salah satu faktor yang dapat membuat gigi kamu berubah menjadi kekuningan. Semakin menua usia kamu maka lapisan enamel gigi kamu akan mengikis dan menyebabkan warna kekuningan dari dentin akan semakin terlihat kepermukaan.
Detailnya bisa dibaca disini Gigi Kuning : Penyebab Dan Solusinya
Salah satu mengatasi gigi kuning adalah dengan melakukan bleaching gigi.
#Pengertian Bleaching Gigi#
Bleaching gigi adalah proses atau teknik untuk melakukan pemutihan pada pada bagian email gigidengan bahan kimia berupa hidrogen peroksida dan karbamid peroksida.
Bleaching gigi bisa dilakukan di rumah, klinik, atau di rumah sakit dan biasanya membutuhkan waktu tidak hanya sekali. Melainkan bisa beberapa kali kunjungan. Hal ini untuk memastikan agar proses bleaching benar-benar dapat menghasilkan warna putih sesuai yang diinginkan. Selain itu untuk mengontrol efek samping yang sering menyertai proses pem-bleaching-an gigi.
Perbedaan utama antara bleaching gigi di rumah dengan di rumah sakit adalah metode dan bahan pemutih yang digunakan. Bleaching di rumah sakit bisa dilakukan dengan sinar laser dan bahan pemutih dengan kandungan peroksida (karbamid atau hidrogen peroksida) sekitar 15–43%.
Sedangkan bahan bleaching di rumah biasanya mengandung peroksida sekitar 3–20%. Salah satu cara bleaching gigi di rumah adalah dengan pasta gigi khusus. Pasta gigi ini umumnya mengandung bahan abrasif yang akan membersihkan gigi dari noda, sehingga gigi tampak putih dan bersih.
#Perhatikan Sebelum Bleaching Gigi#
Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, perhatikanlah beberapa hal di bawah ini jika berniat melakukan bleaching gigi:
1. Ketahanan warna putih gigi hanya sementara
Warna putih pada gigi tidak akan bertahan seumur hidup meski telah melakukan bleaching gigi. Warna putih gigi bertahan dalam waktu yang berbeda-beda, bisa beberapa bulan hingga beberapa tahun. Agar gigi tetap terlihat putih, perawatan ulang perlu dilakukan secara rutin.
2. Gigi lebih sensitif setelah bleaching
Setelah melakukan bleaching, biasanya gigi akan menjadi lebih sensitif selama sekitar 3–7 hari. Namun, ada juga yang tidak mengalami gigi sensitif setelah bleaching. Jika Anda mengalaminya, tidak perlu khawatir, karena gigi sensitif ini hanya bersifat sementara dan akan hilang dengan sendirinya.
3. Hasil bleaching tidak sama dengan hasil veneer
Perlu diketahui bahwa warna putih gigi yang dihasilkan dari perawatan bleaching dan veneer berbeda.
Warna putih dari bleaching gigi terlihat lebih natural, sedangkan warna putih dari hasil perawatan veneer bisa dibuat seputih cat tembok atau lebih putih lagi, sesuai selera.
4. Tidak semua gigi bisa di-bleaching
Gigi yang sudah dibuatkan mahkota buatan (crown gigi), implan, gigi palsu, dan gigi yang sudah ditambal tidak bisa di-bleaching. Dengan kata lain, warna gigi tidak akan berubah walaupun sudah di-bleaching berkali kali.
5. Bleaching tidak dianjurkan untuk anak-anak
Bleaching gigi tidak dianjurkan untuk dilakukan pada anak-anak yang sedang dalam periode gigi bercampur (gigi permanen dan gigi susu). Hal ini karena warna putih gigi akan tidak sama saat gigi permanen tumbuh. Tanyakan kepada dokter untuk mengetahui jenis perawatan gigi yang tepat untuk anak.
Perlu dicatat, bleaching gigi tidak akan membuat gigi putih secara permanen. Warna putih gigi dapat kembali ke warna semula karena pengaruh noda dari makanan dan minuman yang dikonsumsi, kebiasaan merokok, serta hal-hal lain yang dapat menyebabkan noda di gigi.
Baik dilakukan di rumah atau di rumah sakit, sebaiknya konsultasikan dengan dokter gigi terlebih dahulu sebelum bleaching gigi. Di samping itu, Anda perlu menjaga pola makan dan menjaga kebersihan gigi dan mulut untuk mendapatkan warna putih alami pada gigi.
#Tidak Disarankan untuk Bleaching Gigi#
Beberapa kondisi sangat tidak disarankan pada pasien untuk melakukan bleaching. Hal ini karena kondisi yang tidak disarankan tersebut dapat memberikan potensi resiko yang sangat besar bila tetap dilakukan. Terdapat beberapa kondisi dimana pasien sangat tidak disarankan untuk melakukan bleaching, diantaranya :
1. Pasien dengan usia muda (anak-anak/remaja)
Pasien dengan usia muda sangat tidak dianjurkan untuk bleaching gigi. Hal ini karena pada usia muda, kondisi ruang pulpa yang berisi saraf dan pembuluh darah masih sangat besar. Sehingga sangat rawan resiko kerusakan pulpa dan pembuluh darah.
2. Pasien dengan kasus fluorosis yang berat atau pada kasus hipoplasia email dan amelogenesis imperfekta
Pasien dengan kasus seperti ini mengalami pengikisan email gigi yang sangat berat. Bila email gigi ini terkikis dalam kondisi yang berat maka bila dilakukan bleaching akan berpotensi besar membawa resiko kerusakan jaringan keras maupun jaringan lunak.
3. Pasien dengan gigi yang banyak memiliki riwayat tambalan atau restorasi
Pasien dengan riwayat tambalan gigi seperti ini sangat rawan terhadap potensi kerusakan jaringan keras maupun jaringan lunak dimana bahan bleaching bisa masuk melalui tambalan gigi.
4. Pasien dengan riwayat alergi terhadap peroksida
Bahan utama bleaching adalah peroksida aktif. Bila pasien memiliki riwayat alergi terhadap peroksida, maka sangat tidak disarankan melakukan bleaching karena resiko terkena alergi yang sangat berat bisa saja terjadi.
#Mekanisme Bleaching Gigi#
Terdapat 2 jenis metode atau prosedur untuk melakukan bleaching pada gigi. Metode atau jenis yang dipilih disesuaikan dengan jenis gigi yang akan di bleaching. Masing-masing metode memiliki ukuran waktu bleaching yang berbeda.
1. Bleaching intra korona ( bleaching yang dilakukan pada gigi non vital)
Bleaching jenis ini dilakukan pada gigi yang berubah warna namun tidak pada keseluruhan gigi yang bersifat global.
Perubahan warna karena kerusakan gigi seperti gigi yang mati akibat patah, proses karies gigi, kematian jaringan pulpa, diselesaikan dengan metode ini.
Untuk melakukan bleaching jenis ini, pertama gigi yang sudah rusak dilakukan perawatan terlebih dahulu. Khususnya perawatan pada saluran akar (perawatan endodontik). Selanjutnya bahan bleaching yakni superoksol (hidrogen peroksida 30-35%) dan sodium perborat akan dimasukkan ke dalam mahkota gigi. Kemudian mahkota akan ditambal sementara. Dibutuhkan beberapa kali perawatan untuk mendapatkan warna gigi putih kembali.
2. Bleaching pada gigi vital (gigi yang masih hidup)
Ini merupakan jenis bleaching yang biasa dilakukan pada gigi normal. Untuk bleaching pada gigi vital ini masih terbagi lagi menjadi 2 bentuk.
At Home Bleaching
Metode at home bleaching dilakukan sendiri di rumah. Umumnya menggunakan tray, point-on atau strip. Namun yang paling memberikan hasil sesuai keinginan adalah yang menggunakan tray. Sehingga tray lebih banyak dipilih untuk metode jenis ini.
Untuk melakukannya pertama-tama dilakukan pencetakan tray untuk menyesuaikan dengan bentuk gigi dan rahang pasien. Warna gigi pasien akan dicatat untuk mengontrol perubahan warna nantinya selama proses bleaching berlangsung. Penggunaan tray dimaksudkan agar bahan bleaching bisa terfokus hanya mengenai gigi saja tanpa mengenai jaringan lunak seperti gusi dan sekitarnya).
Apabila tray sudah tercetak maka penggunaan dan perawatannya tinggal memasang bahan bleaching pada tray, kemudian tray ini tinggal dipasang di gigi. Waktu perawatan sekitar 2-8 jam per hari tergantung dari bahan bleaching yang digunakan. Keseluruhan waktu total yang dibutuhkan untuk mendapatkan hasil gigi putih biasanya bervariasi. Namun rata-rata bisa mencapi sekitar 2 minggu. Pasien hanya harus rutin mengganti bahan bleaching pada tray setiap harinya, dan mengcontrol proses perubahan warna giginya tiap hari.
In Office Bleaching
In office bleaching untuk perawatannya ditangani langsung oleh dokter. Metode ini paling cocok bila menginginkan hasil yang cepat. Namun secara biaya lebih mahal. Untuk melakukannya digunakan bahan hidrogen peroksida 35% yang biasa dibantu dengan penyinaran atau dengan bantuan sinar laser.
Jenis hidrogen peroksida ini lebih aktif dan efektif daripada bahan karbamid peroksida yang biasa digunakan untuk jenis in home bleaching. Namun penggunaannya harus ditangani langsung oleh dokter gigi karena sensitifitasnya bisa menimbulkan iritasi pada jaringan lunak di sekitar gigi.
Adanya bantuan penyinaran atau laser membuat proses oksidasi menjadi lebih cepat. Oleh sebab itu proses penyelesaian bleaching dengan cara ini hanya membutuhkan waktu sekitar 2-3 jam dalam perawatannya. Sehingga hasil bleaching gigi bisa dirasakan secara langsung.
#Biaya Bleaching Gigi#
Harga perawatan untuk bleaching gigi variatif tergantung jenis metode yang digunakan serta hasil seperti apa yang diinginkan. Untuk harga perawatan paling murah sekitar 300 – 400 ribu. Pada in office bleaching, harga perawatan regular sekitar Rp 2.500.000 – Rp 3.000.000. Namun bila membutuhkan penyinaran atau penggunaan laser, biaya akan bertambah hingga mencapai Rp 4.000.000 dalam satu kali perawatan.
Biaya di atas sangat bisa berbeda-beda tergantung dokter, lokasi dan perawatan lainnya
#Resiko dan Efek Samping Bleaching Gigi#
Beberapa resiko serta efek samping selalu muncul dalam bentuk variatif pada pasien yang melakukan bleaching gigi. Secara kuantitas dan kualitas juga berbeda-beda pada masing-masing kasus.
– Alergi
Penggunaan bahan dan reaksi kimia yang terjadi pada proses bleaching bisa menimbulkan alergi pada sejumlah orang. Bentuk alergi yang muncul biasanya berupa rasa gatal atau panas di mulut. Selain itu bisa juga hingga timbul bengkak dan kemerahan pada mulut.
– Muncul rasa nyeri
Rasa nyeri muncul akibat bahan bleaching menyentuh bagian pulpa gigi yang penuh dengan saraf. Rasa nyeri ini muncul sekitar 24-48 jam setelah prosedur bleaching dilakukan. Biasanya terjadi pada metode in office bleaching. Lama waktu munculnya rasa nyeri biasanya variatif tergantung pada lama penyinaran atau pemanasan dengan laser yang dilakukan ketika perawatan.
– Sensitifitas gigi
Pasca bleaching tingkat sensitifitas gigi bisa naik. Khususnya ketika gigi menghadapi rasa dingin, akan bisa timbul rasa ngilu. Hal ini terjadi karena zat kimia peroksida yang digunakan pada proses bleaching mengenai jaringan gigi yang lain. Bagi pasien yang memiliki riwayat gigi sensitif maka rasa ngilu akan bisa berlebih dan bisa jadi sangat mengganggu.
Jika gigi Anda menjadi sensitif, maka berikut adalah cara untuk mengurangi gejala ini dengan:
- Menyikat gigi dengan menggunakan pasta gigi khusus untuk gigi sensitif. Pasta gigi ini biasanya mengandung kalium nitrat yang dapat mengurangi ketegangan pada saraf gigi.
- Menghentikan obat pemutih yang sedang dipakai selama 2 atau 3 hari, hal ini bertujuan untuk memberikan waktu untuk adaptasi terhadap obat-obatan yang dipakai.
- Gunakan produk yang mengandung flouride yang tinggi untuk membantu re-mineralisasi pada gigi Anda, dan pakai produk ini 4 menit sebelum memakai produk pemutih.
– Kerusakan struktur jaringan keras
Zat kimia yang digunakan ketika proses bleaching bisa memiliki dampak pada kerusakan struktur email gigi. Hal ini disebabkan oleh proses oksidasi yang terjadi selama proses perawatan. Kerusakan struktur email ini bisa menyebabkan jaringan gigi menjadi lebih mudah rusak. Salah satu bentuk kerusakan adalah munculnya lubang gigi.
– Kerusakan saraf dan pembuluh darah pada gigi
Prosedur perawatan bleaching yang tidak hati-hati dapat menyebabkan bahan kimia mengenai pulpa gigi yang berisi penuh dengan saraf dan pembuluh darah yang menyuplai gigi. Selain itu, bila prosedur dilakukan pada gigi pasien yang berlubang kerusakan saraf ini sangat potensial untuk terjadi. Oleh sebab itu pasien dengan gigi berlubang selalu diawali dengan proses penambalan gigi terlebih dahulu.
– Kerusakan jaringan lunak yang terjadi pada rongga mulut
Kerusakan ini terjadi bila bahan bleaching mengalami kontak langsung dengan mukosa rongga mulut. Bahan kimia bleaching memang tergolong bahan aktif yang seharusnya tidak boleh terjadi kontak langsung dengan jaringan lunak. Bentuk kerusakan akibat kontak ini akan bisa timbul luka atau sariawan pada rongga mulut.
– Gigi kembali menguning dalam beberapa waktu
Metode bleaching bukanlah metode yang bersifat permanen untuk merubah warna gigi menjadi putih dan cerah. Oleh sebab itu, dalam beberapa waktu akibat pola makan juga, gigi yang sudah di bleaching bisa kembali menjadi menguning. Oleh sebab itu untuk menjaga keawetan bleaching, sejumlah perawatan gigi mungkin butuh dilakukan pasca proses bleaching dilakukan.
#Tips Menjaga Bleaching Gigi#
Agar proses yang telah dijalani tersebut tidak sia-sia perlu
– Menghindari makanan yang dapat mempengaruhi makanan atau minuman yang dapat meninggalkan noda pada gigi.
Jika Anda terpaksa mengonsumsi minuman yang dapat mempengaruhi warna gigi, maka lebih baik untuk menggunakan sedotan agar menghindari terkena gigi depan Anda..
– Menyikat gigi sesaat setelah mengonsumsi makanan atau minuman tersebut
– Menjaga kebersihan gigi dengan selalu menyikat gigi setidaknya dua kali dalam sehari dan menggunakan dental floss –semacam benang tipis untuk membersihkan sela-sela gigi setidaknya satu kali dalam satu hari.
– Menggunakan pasta gigi yang mengandung pemutih atau yang mengklaim dapat memutihkan gigi untuk membersihkan noda pada permukaan gigi dan mencegah gigi menjadi kuning. Hal ini dapat dilakukan seminggu satu atau dua kali.
– Melakukan perawatan dan kontrol ke dokter gigi setidaknya 6 bulan sekali.
Jika Anda merokok atau sering mengonsumsi minuman yang dapat meninggalkan noda pada gigi, maka lakukanlah kontrol lebih sering.
– Rutin memakai obat pemutih gigi yang dianjurkan oleh dokter gigi untuk pemakaian khusus di rumah (berbentuk gel)
– Rutin memakai bleaching tray (lapisan seperti plastik yang bentuknya mirip dengan gigi asli dan sesuai dengan ukuran gigi masing-masing pasien).
Gel pemutih gigi yang berkadar rendah dipakai terutama pada saat malam hari menjelang tidur sampai terbangun pada pagi hari, dengan syarat setelah gosok gigi malam dan tidak mengkonsumsi makanan atau minuman lagi kecuali air mineral.
Hasil bleaching ini biasanya dapat bertahan selama setahun atau bahkan lebih tergantung dari konsumsi makanan dan minuman setelah proses perawatan.
Selama 7 hari setelah melakukan proses pemutihan gigi, sangat dilarang untuk mengkonsumsi makanan dan minuman yang berwarna-warni, seperti: minum kopi, merokok, meminum alkohol atau anggur merah atau anggur putih, minum minuman bersoda, memakan makanan yang berwarna-warni, memakan makanan yang terbuat dari kacang kedelai.
Anda dapat mendatangi dokter gigi spesialis konservasi gigi untuk konsultasi lebih lanjut atau melakukan perawatan bleaching.
Sumber :
1. https://halosehat.com/tips-kesehatan/gigi/bleaching-gigi
2. https://www.ciputralife.com/en/blog/gigi-berubah-warna-apa-penyebabnya
3. https://hellosehat.com/kesehatan/penyakit/gigi-kuning/#gref
4. https://www.alodokter.com/5-hal-yang-harus-diperhatikan-sebelum-bleaching-gigi
5. http://awalbros.com/gigi/bleaching-gigi/
6. https://hellosehat.com (Featured Image)