Editor : Ahmad Muttaqin
Saat artikel ini ditulis, di dunia saham dan per-asuransi-an Indonesia sedang ramai dengan kasus asuransi milik pemerintah yaitu Jiwasraya dan ASABRI.
Ya kedua asuransi tersebut rugi trilyunan rupiah karena diakibatkan oleh saham gorengan. Yang menjadi pertanyaan adalah apa itu saham gorengan dan mengapa bisa menjadikan hancur keuangan baik investor kecil maupun investor kelas kakap dengan dana trilyunan rupiah.
Sebelum masuk ke pengertian saham gorengan, kita harus tahu konsep tentang saham. Pengertian saham ini ITSTIME.ID kutip dari kompasiana
Saham adalah surat berharga yang menunjukkan bagian kepemilikan atas suatu perusahaan. Membeli saham berarti anda telah memiliki hak kepemilikan atas perusahaan tersebut. Maka dari itu, Anda berhak atas keuntungan perusahaan dalam bentuk dividen, pada akhir tahun periode pembukuan perusahaan.
Selain dari hak kepemilikan perusahaan dan pembagian keuntungan, pergerakan harga saham juga menjadi sumber keuntungan lain dari pergerakan harga saham.
Apa itu pergerakan harga saham?
Nilai sebuah perusahaan akan berubah-rubah baik karena aset, keuntungan, modal, dan terutama sentimen pasar. Sehingga nilai saham suatu perusahaan akan berubah dari waktu ke waktu. Sebagai contoh, saham Bank Central Asia (BBCA) pada awal tahun 2005 per lembar saham dihargai 1475 Rupiah, sedangkan pada akhir tahun 2014 (10 tahun kemudian) per lembar saham BBCA dihargai 13125.
Jadi, jika kita membeli 1 lembar saham BBCA pada awal tahun 2005 dan menyimpannya sampai akhir 2014, kita akan mendapatkan deviden (pembagian keuntungan perusahaan) setiap tahunnya, kita mendapatkan keuntungan dari pergerakan saham sebesar 13125 – 1475 = 11650 Rupiah. Keuntungan total yang kita dapatkan adalah 10x Deviden + Rp. 11.650.
Selain pendapatan, kita pun bisa mengalami potensi kerugian jika harga saham mengalami penurunan, namun jika perusahaan mengalami kerugian, kita tidak perlu menanggung kerugian perusahaan tersebut.
Itulah konsep dasar dari saham yaitu kita memiliki perusahaannya (walaupun hanya membeli 1 lot atau 100 lembar saham), kita mendapat keuntungan jika perusahaannya sukses dengan melalui deviden, kita juga bisa mendapat keuntungan dari kenaikan harga saham dan ini yang perlu diperhatikan juga bahwa kita bisa ikut rugi jika perusahaan yang kita beli sahamnya rugi atau bangkrut.
Nah terus apa itu saham gorengan? Apakah berbeda dengan konsep saham aslinya?
Ya. Saham gorengan adalah saham perusahaan yang kenaikannya di luar kebiasaan karena pergerakannya sedang direkayasa oleh pelaku pasar dengan tujuan kepentingan tertentu.
Jadi harga saham gorengan ditentukan bukan dari kondisi perusahaan tetapi murni dari naik turunnya harga saham itu sendiri.
Biar lebih gampang lagi, berikut ciri-ciri saham gorengan :
1. Kinerja keuangan dan informasi emiten tidak sejalan dengan kenaikan harga
Kadang kinerja keuangannya tumbuh 50%, tetapi harga sahamnya malah anjlok.
Kadang kinerja keuangannya turun malah harga sahamnya naik kencang tak henti-hentinya, sehingga kenaikan harga saham seringkali tidak beriringan dengan kinerja dan aksi korporasi yang diumumkan emiten.
2. Harganya tidak beraturan
Coba kamu perhatikan saham Gudang Garam (GGRM), BCA (BBCA), Indofood, (ICBP), atau BRI (BBRI). Semua saham itu punya volatilitas harga yang cukup stabil. GGRM contohnya, patokan harga naik turunnya pun jelas.
Bagaimana dengan saham gorengan?
Bisa jadi, saham ini bertengger di harga Rp 50 perak saja. Lalu singkat cerita jadi Rp 100 dan beberapa saat kemudian jadi Rp 150 atau Rp 200-an. Dan, keesokan harinya, saham ini kembali terperosok lagi ke Rp 50 perak.
3. Saham lapis tiga atau berkapitalisasi kecil
Perusahaan yang sahamnya masuk dalam saham gorengan berbeda dengan perusahaan bluechip atau kapitalisasi besar.
Perusahaan ini berkapitalisasi kecil dan biasanya kapitalisasinya hanya Rp 500 miliar dan harga sahamnya tidak terlalu tinggi atau di kisaran Rp 50 hingga Rp 500 per lembar saham.
Bahkan ada yang abadi di harga Rp 50 atau istilahnya gocap club.
4. Saham emiten baru
Saham gorengan juga kebanyakan datang dari perusahaan yang baru saja IPO atau melantai di bursa. Umumnya harga saham dari perusahaan ini akan naik drastis hingga puluhan persen dalam beberapa hari.
Hal inilah yang kadang memicu masyarakat sedikit gelap mata untuk ikut jual beli saham IPO karena melihat prospek keuntungannya yang instan.
Padahal yang namanya investasi berhubungan dengan waktu yang relatif lama.
5. Digunakan untuk trading
Dalam dunia saham ada 2 istilah yaitu investing dan trading. Untuk investing biasanya dipilih perusahaan berdasarkan kinerja laporan keuangan, prospek bisnis, manajemen perusahaan dan lainnya.
Dan untuk trading biasanya tidak mempertimbangkan hal-hal di atas tetapi hanya menggunakan chart, trend dll dan umumnya yang diperjualbelikan adalah saham gorengan.
Tips membeli saham gorengan
ITSTIME.ID menggunakan aliran investasi dan tidak trading sehingga ITSTIME.ID tidak mempunyai tips apapun untuk membeli saham gorengan maupun bagaimana caranya agar bisa sukses dengan saham gorengan.
Mengapa?
Karena institusi sebesar Jiwasraya dan ASABRI saja bisa nyangkut apalagi investor bermodal kecil dan lagipula dunia saham itu bukan dijadikan ajang jual beli layaknya jual beli komoditas, tetapi saham itu dijadikan sarana untuk memiliki suatu perusahaan.
Sumber :
1. https://www.kompasiana.com/kelasinvestasi/587f2786f77e61c0132809a8/apa-itu-saham?page=all
3. https://www.moneysmart.id/saham-gorengan-apa-dan-gimana-cara-membelinya/
Sumber featured image
1. https://photo.kontan.co.id/