Kemaren di forum saham Stockbit ada yang membuat analisa terkait sebaiknya Cutloss kemudian ambil dari harga bawah maka kamu akan untung.

Pernyataan “Cutloss saham yang ada kemudian ambil di harga bawah” sepintas benar namun jika diperhatikan lebih lanjut maka bisa jadi benar atau bisa jadi malah menjerumuskan terutama para newbie yang memang belum punya banyak trik.

Kenapa bisa saja salah?

Ini rangkuman analisanya menurut ITSTIME.ID

1. Biasanya yang mengatakan trik seperti itu sudah kejadian.

Kita ambil contoh saham BBRI 08 September 2020 harganya Rp 3570 kemudian hari berikutnya atau tanggal 09 September 2020 jam 14.00 turun lagi menjadi Rp 3380. Jika kita pegang saham BBRI maka ada 2 asumsi yang terus membayangi di tanggal 09 September 2020 itu

  • Ditahan aja dulu siapa tau besok akan naik
  • Dicutloss aja siapa tau akan turun lagi.

Dan ternyata pas penutupan justru naik menjadi Rp 3410.

Yang menahan pasti bergembira karena ternyata harganya naik dari Rp 3380 menjadi Rp 3410.

Yang cutloss jelas hilang uangnya.

Sampai disini siapa yang benar? Ya..yang hold saham BBRI.

Namun bencana baru terjadi, saham BBRI tanggal 11 September 2020 pukul 09.00 harga saham BBRI turun sangat jauh hingga menyentuh harga Rp 3030. Wow gimana rasanya yang masih hold? Pasti semrawut tidak karuan.

Siapa yang tertawa? Yang cutloss karena bisa saja beli di harga bawah dan di hari ini atau tanggal 14 September 2020 harga saham BBRI sudah kembali menyentuh angka Rp 3440.

2. Cutloss artinya uangnya benar-benar hilang

Dari cerita BBRI di atas kita akan tahu lebih detail bahwa yang cutloss uangnya benar-benar hilang dan yang hold walaupun sudah turun tetap tidak kehilangan uang selama dia tidak cutloss karena dia hanya floating loss.

Pak Adi dan Pak Nunu sama-sama mempunyai modal Rp 1.000.000 dan dibelikan saham BBRI di tanggal 08 September 2020 dengan harga Rp 3570 yang artinya keduanya mempunyai 2,8 lot.

Pak Adi berencana menyimpan saham tersebut untuk jangka panjang yang artinya beliau tidak tau menau harga harian.

Pak Nunu kebetulan mempunyai waktu yang relatif longgar sehingga bisa memantau harga saham secara harian bahkan hitungan jam.

Tanggal 09 September 2020 Pak Nunu akhirnya harus cutloss di harga Rp 3380 karena merasa sudah FL 3% dan dijual yang akhirnya mendapat uang tunai Rp 946.400 dan dibelikan saham BBRI lagi di tanggal 10 September dengan harga Rp 3180 karena merasa sudah sangat murah.

Beliau merasa bangga karena langkah beliau merasa tepat dengan cutloss karena sekarang malah mempunyai saham BBRI dengan jumlah 2,9 lot.

Pagi-pagi di tanggal 11 September 2020 jam 09.00 beliau terkaget-kaget karena ternyata harga Rp 3180 bukanlah harga bottom sesuai rencananya. Tanggal 11 September harga saham BBRI turun menjadi Rp 3030 dan beliau langsut cutloss lagi. Artinya uang beliau hanya tinggal Rp 878.700.

Sebenarnya Pak Nunu masih berharap harga BBRI akan turun lagi sampai bottom namun kali ini salah. Saham BBRI justru terbang dan tanggal 11 September 2020 ditutup di harga Rp 3250.

Setelah merasa kalah Pak Nunu akhirnya membeli saham BBRI di harga Rp 3250 dengan anggaran Rp 878.700 dan mendapat 2,7 lot.

Hitung-hitungan di atas belum ditambahi dengan fee broker.

Gimana dengan Pak Adi?

Uang beliau tetap sama yaitu Rp 1000.000 dengan jumlah lot 2.8 namun mengalami floating los sebesar 8,9%.

3. Jika turun 50% maka harus untung 100% agar modal kembali

“Jika uang kalian 100 dan floating loss 50% maka uang kalian tinggal 50. Namun jika uang kamu 50 dan ingin menjadi 100 maka kalian harus floating profit sebesar 100%.

Melihat cerita di poin 2 kita tahu bahwa uang Pak Adi masih tetap sebesar Rp 1.000.000 sedangkan uang Pak Nunu hanya tinggal Rp 878.700.

Artinya uang Pak Nunu menurun sebesar 12.13%.

Pertanyaannya apakah Pak Nunu cukup profit 12.13% agar uangnya kembali menjadi Rp 1.000.000?

Tidak.

Pak Nunu harus mendapatkan profit 13,8% atau sahamnya harus naik dari Rp 3250 menjadi Rp 3698.

Jika Pak Nunu menjual saham BBRI di harga Rp 3698 untuk mendapatkan kembali modalnya Rp 1.000.000, bagaimana dengan Pak Adi?

Harga saham Pak Adi Rp 3570 dengan jumlah 2.8 lot dan jika Pak Adi ikut taking profit di harga Rp 3698 maka uang Pak Adi menjadi Rp 1035.440.

Gimana?

Trus kalo melihat cerita di atas bolehkah cutloss? Boleh. Syaratnya hanya ada 2 perusahaannya berkinerja menurun atau kita menemukan saham yang jauh lebih baik dan punya kesempatan emas untuk masuk di harga terbaik.

Author: Ahmad Muttaqin

Penyuka teknologi yang sedang belajar tentang finansial dan terobsesi dengan dunia kesehatan. Hobi mereview makanan juga terutama yang warung under rated.

Leave a Reply