Sebelum bulan Ramadhan ada bulan Syaban dan di tengah bulan Syaban ini ada istilah nisfu Syaban.

Bulan Syaban merupakan salah satu bulan istimewa yang ada di dalam kalender Islam. Ada hadist dari Rasul Muhammad SAW

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Sayyidah Aisyah mengisahkan kegiatan Nabi Muhammad SAW selama bulan Sya’ban.

لَمْ يَكُنِ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُومُ شَهْرًا أَكْثَرَ مِنْ شَعْبَانَ، فَإِنَّهُ كَانَ يَصُومُ شَعْبَانَ كُلَّهُ

Belum pernah Nabi SAW berpuasa satu bulan yang lebih banyak daripada puasa bulan Sya’ban. Terkadang hampir beliau berpuasa Sya’ban sebulan penuh,” (HR al-Bukhari dan Muslim).

Sya’ban adalah bulan kedelapan dalam penanggalan Hijriyah yang dinantikan umat Islam. Bulan ini adalah bulan sebelum datangnya Ramadhan.

Kata sya‘ban secara bahasa bisa bermakna cabang. Dinamakan demikian karena terdapat cabang-cabang kebaikan di dalamnya. Sebagian ulama berpendapat sya‘ban berasal dari syâ‘a bân yang bermakna terpancarnya keutamaan. Sebagian lain berkata ia dari kata as-syi‘bu, sebuah jalan di gunung sebagai analogi jalan menuju kebaikan puncak. Sementara sebagian ulama lagi berpandangan sya‘ban berasal dari kata as-sya‘bu yang berarti menambal.

Salah satu keistimewaan bulan ini adalah Nisfu Sya’ban. Nisfu artinya pertengahan sehingga Nisfu Sya’ban berarti pertengahan bulan Sya’ban. Malam tersebut disebut juga dengan malam pembebasan (lailatul bara’ah).

Nisfu Sya’ban jatuh pada tanggal ke-15 sebelum bulan suci Ramadhan.

Sayyid Muhammad Alawi Al-Maliki dalam kitab Mâdzâ fî Sya’bân merinci, setidaknya ada tiga amalan penting yang bisa dilakukan pada malam nisfu sya’ban.

Pertama, memperbanyak doa.

Kedua, membaca sebanyak-banyaknya dua kalimat syahadat atau kalimat Lailâha illa-Llâh Muhammadan rasûlull-Llâh.

Ketiga, memperbanyak istighfar karena tidak ada satu pun manusia yang bersih dari dosa dan salah. Itulah manusia.

Imam al-Ghazali menganjurkan agar umat Islam mengerjakan sholat sunnah Nisfu Syaban. Dalam kitab Ihya Ulumiddin, beliau berkata: “Bagian sholat sunnah yang ketiga yaitu sholat sunnah yang terulang tiap tahunnya. Ada 4 jenis yaitu sholat ied, tarawih, sholat raghaib dan sholat Nisfu Syaban.”

Mengutip dari web Tribunnews.com, dosen IAIN Surakarta, Sulhani Hermawan menerangkan, pada malam Nisfu Syaban atau setelah salat Magrib, bisa membaca Surat Yasin sebanyak tiga kali.

Mengutip buku Tanya Jawab Islam dari Pustaka Ilmu Sunni Salafiyah (2015), pembacaan surat Yasin di malam Nisfu Syaban salah satunya disandarkan pada Imam Dairobi dalam kitab Mujarrobat. Beliau berkata:

Niat yang pertama membaca Surat Yasin adalah meminta kepada Allah supaya diberikan umur panjang.

Kemudian, niat yang kedua meminta Allah SWT supaya diberikan keselamatan, dijauhkan dari bahaya apapun.

Lalu, niat ketiga agar diberikan kekayaan hati.

Barulah setelah selesai membaca Surat Yasin, ada doa Nisfu Syaban.

Adapun doa nisfu syaban sebagai berikut (Sayyid Utsman bin Yahya menyebutkan doa berikut ini yang dibaca saat malam nisfu Sya’ban).

Berikut doanya:

اللَهُمَّ يَا ذَا المَنِّ وَلَا يُمَنُّ عَلَيْكَ يَا ذَا الجَلَالِ وَالإِكْرَامِ يَا ذَا الطَوْلِ وَالإِنْعَامِ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ ظَهْرَ اللَّاجِيْنَ وَجَارَ المُسْتَجِيْرِيْنَ وَمَأْمَنَ الخَائِفِيْنَ.

اللَهُمَّ إِنْ كُنْتَ كَتَبْتَنِي عِنْدَكَ فِي أُمِّ الكِتَابِ شَقِيًّا أَوْ مَحْرُومًا أَوْ مُقْتَرًّا عَلَيَّ فِي الرِزْقِ، فَامْحُ اللَّهُمَّ فِي أُمِّ الكِتَابِ شَقَاوَتِي وَحِرْمَانِي وَاقْتِتَارَ رِزْقِي، وَاكْتُبْنِي عِنْدَكَ سَعِيْدًا مَرْزُوْقًا مُوَفَّقًا لِلْخَيْرَاتِ

فَإِنَّكَ قُلْتَ وَقَوْلُكَ الحَقُّ فِي كِتَابِكَ المُنْزَلِ عَلَى لِسَانِ نَبِيِّكَ المُرْسَلِ “يَمْحُو اللهُ مَا يَشَاءُ وَيُثْبِتُ وَعِنْدَهُ أُمُّ الكِتَابِ” وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ وَالحَمْدُ لِلهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ

Allahumma yaa dzal manni walaa yumannu alaika yaa dzal jalaali wal ikraam, yaa dzath thauli wal in aam, laa ilaaha illaa anta, dhahrul laajiin, wa jaarul mustajiiriin, wa amaanul khaa ifiin,

Allahumma in kunta katabta nii indaka fii ummil kitaabi syaqiyyan aw mahruuman aw mathruudan awa muqtarran alayya fir rizqi, famhullaa humma bi fadllika syaqaawatii wa hirmaani wa thardii waq titaari rizqii wa ats-bitnii indaka fii ummil kitaabi saiidan marzuuqan muwaffaqallil khairaat.

Fa innaka qulta wa qauluka haqqu fii kitaabikal munazzali alaa nabiyyikal mursali, yamhul laahumaa yasyaa u wa yutsbitu wa indahuu ummul kitaab.

Washollallahu ala sayyidina muhammadin waala alihi wasohbihi wasallam Walhamdulillahirabbil’aalamin

Artinya: “Wahai Tuhanku yang maha pemberi, engkau tidak diberi. Wahai Tuhan pemilik kebesaran dan kemuliaan. Wahai Tuhan pemberi segala kekayaan dan segala nikmat. Tiada tuhan selain Engkau, kekuatan orang-orang yang meminta pertolongan, lindungan orang-orang yang mencari perlindungan, dan tempat aman orang-orang yang takut.

Tuhanku, jika Kau mencatatku di sisi-Mu pada Lauh Mahfuzh sebagai orang celaka, sial, atau orang yang sempit rezeki, maka hapuskanlah di Lauh Mahfuzh kecelakaan, kesialan, dan kesempitan rezekiku. Catatlah aku di sisi-Mu sebagai orang yang mujur, murah rezeki, dan taufiq untuk berbuat kebaikan karena Engkau telah berkata–sementara perkataan-Mu adalah benar–di kitabmu yang diturunkan melalui ucapan Rasul utusan-Mu, ‘Allah menghapus dan menetapkan apa yang Ia kehendaki. Di sisi-Nya Lauh Mahfuzh.’ Semoga Allah memberikan shalawat kepada Sayyidina Muhammad SAW dan keluarga beserta para sahabatnya. Segala puji bagi Allah SWT.” (Kitab Maslakul Akyar, 78-80).

Selain amalan doa di malam nisfu syaban, disunahkan umat Islam untuk menjalankan puasa sunah pada siang harinya.

Dikutip dari kitab Kutub Al-Ilmiyah (2002, 192):

“Kesepuluh puasa pada bulan-bulan terhormat, yaitu empat bulan: Muharram, Rajab, Dzulqa‘dah, dan Dzulhijjah. Bulan paling utama adalah Ramadhan, kemudian Muharram, lalu Rajab, selanjutnya Dzulhijjah, kemudian Dzulqa‘dah, lalu Sya‘ban. Ucapan mereka dilihat secara zahir mengatakan bahwa pada bulan selain yang disebutkan kesunahannya sama. ”

Adapun niat puasa nisfu syaban sebagai berikut:

نَوَيْتُ صَوْمَ هَذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ شَعْبَانَ لِلهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma hâdzal yaumi ‘an adâ’i sunnati Sya‘bana lillâhi ta‘âlâ.

Artinya: “Aku berniat puasa sunah Sya‘ban hari ini karena Allah SWT.”

Sumber :

1. https://republika.co.id/berita/qqj1uj318/menyambut-nisfu-syaban

2. https://nova.grid.id/read/052623236/doa-dan-amalan-yang-dianjurkan-untuk-dilakukan-pada-malam-nisfu-syaban?page=all

3. https://tirto.id/amalan-malam-nisfu-syaban-doa-dan-bacaan-niat-puasa-syaban-gbld

4. https://www.nu.or.id/post/read/104964/malam-ahad-ini-nisfu-syaban-berikut-amalan-yang-dianjurkan

5. https://islam.nu.or.id/post/read/89717/doa-malam-nisfu-syaban

6. https://kumparan.com/berita-hari-ini/5-amalan-malam-nisfu-syaban-yang-bisa-dilakukan-mulai-petang-ini-1vRY4Kwe33l/full

Leave a Reply