Salah satu aktivitas yang dilaksanakan bagi ibu yang mempunyai bayi adalah menyusui.

Namun bagaimana situasinya jika sedang menyusui tetapi harus berpuasa seperti di Bulan Ramadhan?

Apakah akan berbahaya atau berpengaruh terhadap kualitas asinya?

Apakah berpengaruh dengan kondisi ibu ataupun bayinya?

Atau malah aman-aman saja asal mengetahui tips-tipsnya?

Yuk disimak rangkuman dari ITSTIME.ID tentang tips menyusui namun tetap berpuasa. Sumber bisa dibaca di akhir artikel.

Secara agama, ibu menyusui sebenarnya diberikan kelonggaran untuk tidak berpuasa. Jika demikian, sang ibu harus menggantinya di lain waktu atau membayarkan fidyah sesuai banyak hari yang ditinggalkan.

Kelonggaran itu diberikan karena memang ibu menyusui bisa saja mengalami dehidrasi dan berdampak bagi sang ibu sendiri maupun bayinya sehingga banyak ibu menyusui yang jadi penasaran dengan dampak puasa terhadap produksi ASI serta kesehatan ibu dan bayi. Kenyataannya, tidak perlu terlalu khawatir.

Pada dasarnya, puasa atau pun penurunan asupan kalori tidak akan mempengaruhi produksi ASI dan komposisi ASI nya tidak akan berubah atau berkurang kualitasnya dibandingkan saat tidak berpuasa. Sebab, tubuh akan melakukan mekanisme kompensasi dengan mengambil cadangan zat-zat gizi, yaitu energi, lemak dan protein serta vitamin dan mineral, dari simpanan tubuh.

Simak beberapa tips puasa bagi ibu menyusui di bawah ini.

1. Niat, Persiapan, dan Dukungan

Seperti halnya menyusui pada bulan-bulan lainnya, menyusui sambil berpuasa selain membutuhkan niat yang kuat juga harus melalui persiapan yang matang serta mendapatkan dukungan dari lingkungan terdekat. Pastikan ibu dan bayi dalam kondisi sehat ketika hendak memasuki bulan puasa, berkonsultasilah dengan dokter untuk memastikan hal ini.

2. Perhatikan usia bayi.

Jika bayi berada di bawah usia 6 bulan, dia akan bergantung pada asi sebagai asupan gizi utama. Jika bayi telah memasuki usia 6 bulan, biasanya kamu akan diperbolehkan puasa. Karena di masa ini bayi sudah mendapatkan makanan pendamping asi.

3. Perhatikan asupan saat sahur

Pada saat sahur, sangat penting untuk memerhatikan apa saja yang baik untuk dikonsumsi karena makanan dan cairan yang dikonsumsi saat sahur merupakan cadangan nutrisi dan kalori selama menjalankan ibadah puasa.

Makanan tersebut juga harus sesuai dengan komposisi nutrisi yang terdiri dari 20 persen lemak, 30 persen protein, dan 50 persen karbohidrat.

Adapun pilihan makanan yang baik untuk ibu menyusui antara lain adalah brokoli, bayam, katuk, telur, ikan salmon, daging tanpa lemak, dan kacang merah. Ibu menyusui juga bisa menambahkan suplemen vitamin D saat sahur yang dikenal bagus untuk ibu menyusui.

Berdasarkan penelitian menyatakan bahwa ketika ibu berpuasa nutrisi yang terkandung dalam ASI menurun. Kandungan nutrisi yang dimaksud yaitu magnesium, zink dan kalium.

Oleh karena itu, untuk mencegah hal ini anda dapat mengonsumsi makanan yang mengandung nutrisi tersebut.

MAKANAN KAYA ZINK

  • Kerang
  • Gandum
  • Daging, dan lain sebagainya

MAKANAN KAYA MAGNESIUM

  • Kacang-kacangan
  • Alpukat
  • Tempe Tahu
  • Sayuran
  • Ikan

MAKANAN KAYA KALIUM

  • Alpukat
  • Pisang
  • Kentang
  • Ubi
  • Ikan
  • Tomat

Yang tak kalah penting adalah konsumsi makanan yang bisa dijadikan asi booster

Beberapa makanan yang dapat memperlancar ASI seperti sayuran dan buah-buahan, misalnya pepaya, jambu air, semangka dan kecambah.

Untuk membaca lebih lengkap tentang makanan yang bisa menjadi asi booster bisa membaca di artikel di bawah ini

8 Makanan Yang Mengandung ASI Booster. WAJIB Diketahui Bagi Ibu Menyusui

4. Konsumsi banyak cairan saat sahur dan buka.

Puasa bagi ibu menyusui memang tidak berbahaya tetapi, dehidrasi saat menyusui bisa berbahaya. Jika ibu menyusui mengalami gejala dehidrasi, seperti merasa haus, pusing, lemas, lelah, mulut kering dan lainnya, disarankan segera membatalkan puasa dengan mengonsumsi air atau cairan yang mengandung elektrolit untuk merehidrasi tubuh.

Oleh karena itu, dianjurkan untuk mengonsumsi cairan secukupnya ketika sahur dan juga berbuka puasa untuk menggantikan cairan yang hilang saat berpuasa. Ibu menyusui juga disarankan minum lebih banyak pada saat sahur, meski nutrisi dan kalori juga tidak kalah penting.

Catatan yang perlu diperhatikan adalah hindari konsumsi minuman berkafein dan berkarbonasi seperti teh, kopi, minuman ringan, yang bersifat diuretik karena akan membuat ibu lebih sering buang air kecil sehingga cairan tubuh berkurang dengan cepat.

5. Istirahat yang cukup.

Puasa bagi ibu menyusui pasti terasa berat, karena tubuh akan lebih sering lemas setelah memberikan ASI. Jadi, istirahatlah yang cukup agar kondisi fisik dan psikismu bisa pulih, sehingga produksi ASI juga tetap lancar.

Problem orang jaman digital seperti sekarang ini adalah kebiasaan menggunakan gadget yang berlebihan sehingga menganggu jadwal istirahat.

Baca ketakutan orang jaman sekarang terkait gadget

Nomophobia : Ketakutan Generasi Milenial Akibat Jauh Dari Handphone

6. Perhatikan pekerjaan yang ditanggung atau dilaksanakan

Sebagai ibu menyusui, Anda pasti tetap menjalankan tugas di rumah dan mungkin bekerja di kantor. Usahakan untuk melakukan tugas berat ketika sudah berbuka puasa. Dan pastikan Anda berada di tempat teduh serta beristirahat yang cukup selama menjalani puasa dan menyusui.

7. Perah ASI 

Produksi ASi di siang hari bisa saja berkurang saat Anda berpuasa. Maka itu, Anda sebaiknya memerah ASI di malam hari, menyimpannya di dalam lemari pendingin, dan memberikan pada bayi saat ia membutuhkannya  di siang hari.

8. Berhentilah puasa jika sudah tidak sanggup.

Tips ini mungkin terdengar aneh tetapi justru sangat perlu untuk diperhatikan.

Daripada mengejar mendapat puasa tetapi malah mengorbankan kesehatan ibu dan bayi. Oleh karena memang dalam agama sudah ada kaidah-kaidah tentang hukum berpuasa bagi ibu yang menyusui.

9. Selalu pantau kondisi diri sendiri dan bayi

Penting untuk terus memperhatikan kondisi diri sendiri dan kondisi bayi.

Bila saat berpuasa ibu merasakan kondisi seperti ini

  • merasa sangat kehausan
  • mendadak merasa lemas,
  • warna air seni lebih pekat dan baunya tajam
  • pusing, atau
  • rasa sakit kepala yang tidak tertahankan.

Atau bila ibu menemukan bayi berada dalam kondisi:

  • Buang air kecil lebih sedikit ditandai dengan popok lebih jarang basah dari biasanya, bayi sedikitnya harus buang air kecil sebanyak 6 kali per hari,
  • Rewel sepanjang waktu bahkan setelah disusui, atau sebaliknya bayi lemas dan selalu mengantuk.
  • Bayi sering menangis dan gelisah
  • Terjadi perubahan pada fesesnya, feses berwarna kehijauan
  • Bayi mengalami penurunan berat badan atau kenaikan berat badan tidak terjadi

Hentikan puasa jika ibu ataupun bayi berada dalam salah satu kondisi di atas. Selalu berkonsultasi dengan dokter untuk memantau kondisi ibu menyusui dan bayi selama ibu berpuasa.

Sumber :

1. https://www.alodokter.com/fakta-penting-tentang-puasa-bagi-ibu-menyusui

2. https://www.idntimes.com/life/inspiration/rully-bunga/7-tips-puasa-bagi-kamu-yang-sedang-menyusui/1

3. https://aimi-asi.org/layanan/lihat/tips-menyusui-dan-berpuasa

4. https://www.klikdokter.com/info-sehat/read/3627424/bisa-tetap-ibadah-ini-tips-puasa-untuk-ibu-menyusui

5. https://bidanku.com/tips-menyusui-selama-puasa

Author: maryati

Seorang bidan

Leave a Reply