Ditulis oleh :

Ahmad Muttaqin

Karyawan PTN dan Founder Rencang Saham (https://rencang.org)

Artikel ini merupakan tulisan kedua kami tentang perjalanan di dunia saham.

Artikel pertama bisa dibaca disini Journey Saham #1 : Awal Masuk Dan Kisah Gagalnya dan artikel lainnya bisa dibaca disini Journey Saham.

Setelah membeli saham tanpa arah sama sekali, saya mulai menemukan arah dalam pembelian saham.

Dengfan konsep ini saya sama sekali tidak gambling dalam memilih saham namun ternyata saham yang saya beli tetaplah bukan saham yang terbaik untuk inves.

Dalam momen ini saya membeli saham yang saya tau produknya dan dengan memiliki saham tersebut saya sudah bisa gegayaan atau bahasa Jawanya Nggaya.

Gimana tidak “nggaya” saat orang-orang hanya membeli produknya, saya bisa memiliki perusahaannya. Ya sih memang walopun hanya 1 atau 2 lot tetapi gayanya sudah wah.

Salah satu saham yang masih sangat ingat adalah saham MAPI.

Saya masuk ke saham MAPI karena membaca bahwa saham MAPI ini adalah pengendali dari tempat ngopi yang mahal yaitu Starbuck. Selain Starbuck, MAPI ini juga mengendalikan beberapa produk yang dijual secara resmi di Indonesia.

Saham berikutnya yang benar-benar masih ingat adalah saham ADRO.

Saya kebetulan tinggal di asrama dan di asrama tersebut banyak mahasiswa dari jurusan pertambangan. Dan saya bilang dengan “nggaya” bahwa saya memiliki salah satu perusahaan tambang terbesar di Indonesia yaitu Adaro alias ADRO.

Silahkan kalian bekerja semaksimal mungkin di perusahaan tambang, nanti saya juga akan ikut menikmati hasil kerja keras kalian melalui dividen. Berapa lot saham yang dimiliki? Masih tetap 1 atau 2 lot.

Itulah saham “nggaya” yang saya beli. Kalo ingat agak lucu-lucu geli gimana gitu…

Author: Ahmad Muttaqin

Penyuka teknologi yang sedang belajar tentang finansial dan terobsesi dengan dunia kesehatan. Hobi mereview makanan juga terutama yang warung under rated.

Leave a Reply