Editor : Ahmad Muttaqin
Di artikel ini Jangan Lupakan Jumlah Hutang (DER) Dalam Analisis Fundamental Perusahaan Ya, ITSTIME.ID sudah membahas tentang Debt Equity Ratio.
DER atau Debt Equity Ratio adalah suatu rasio keuangan yang menunjukkan persentase antara Utang dengan Ekuitas yang dimiliki oleh pemegang saham.
Kali ini ITSTIME.ID masih akan melanjutkan pembahasan tentang hutang suatu perusahaan namun dengan tinjauan yang berbeda.
Disini tinjauannya adalah kemampuan perusahaan dalam melunasi hutang jangka pendek.
Kan lucu kalo hutangnya walopun sedikit tetapi tetap tidak bisa melunasi hutang to.
Dalam pembahasan kali ini ada istilah likuiditas yaitu suatu aset yang dapat dikonversi menjadi kas dengan cepat tanpa harus mengurangi harga aset tesebut dan rasio likuiditas adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban atau membayar utang jangka pendeknya.
Hutang jangka pendek biasanya terdiri dari utang usaha, pinjaman bank jangka pendek, utang pajak dan pinjaman jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun.
Ada 3 jenis rasio yang digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membayar hutang jangka pendeknya yaitu :
- Rasio Lancar (current ratio)
- Rasio Kas (Cash Ratio
- Rasio Cepat (quick ratio)
1. Current ratio
Current ratio merupakan cara penghitungan untuk mengetahui tingkat kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan aktiva perusahaan yang likuid pada saat ini atau aktiva lancar (current asset).
Rumusnya
Current Ratio = Total Current Asset/Total Current Liabilities
Sekarang kita coba dengan contoh kasus emiten SIDO berdasar Laporan Keuangan Tahun 2019 (Sumber RTI)
Current Ratio = Total Current Asset/Total Current Liabilities
Current Ratio = 1.716.235/416,211
Current Ratio = 4,1235 atau 412,35%.
Semakin besar angkanya maka semakin bagus. Batasnya adalah 1. Jika lebih dari 1 artinya bagus.
Memang ada yang berpendapat jika Current ratio di atas 3 bisa jadi perusahaan tersebut tidak mengalokasikan aktiva lancarnya secara optimal, tidak memanfaatkan aktiva lancarnya secara efisien, dan tidak mengelola modalnya dengan baik.(Sumber)
2. Cash Ratio
Rasio ini digunakan untuk mengukur besarnya uang kas yang tersedia untuk melunasi kewajiban jangka pendek yang ditunjukan dari tersedianya dana kas atau setara kas, contohnya rekening giro.
Rumusnya
Cash Ratio = Cash/Total Current Liabilities
Sekarang kita coba dengan contoh kasus emiten SIDO berdasar Laporan Keuangan Tahun 2019 (Sumber RTI)
Cash Ratio = Cash/Total Current Liabilities
Cash Ratio =864.824/416,211
Cash Ratio = 2,0778 atau 207,78%.
Semakin besar angkanya maka semakin bagus. Batasnya adalah 1. Jika lebih dari 1 artinya bagus.
3. Quick Ratio
Quick ratio akan menunjukkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek dengan menggunakan aktiva lancar atau tanpa memperhitungkan persediaan karena persediaan akan membutuhkan waktu yang lama untuk diuangkan dibanding dengan aset lainnya.
Penghitungan quick ratio hanya menggunakan aktiva lancar yang paling likuid untuk dibandingkan dengan kewajiban lancar. Inventaris tidak termasuk ke dalam perhitungan quick ratio karena sulit untuk ditukar dengan kas, sehingga quick ratio jauh lebih ketat dari current ratio. Cara penghitungan quick ratio yaitu:
Quick ratio = (Total Current Asset – Inventory)//Total Current Liabilities
Sekarang kita coba dengan contoh kasus emiten SIDO berdasar Laporan Keuangan Tahun 2019 (Sumber RTI)
Quick ratio = (Total Current Asset – Inventory)//Total Current Liabilities
Quick ratio = (1.716.235-299,244)/416,211
Quick ratio = 3,4045 atau 340,45%
Hasil penghitungan quick ratio jika lebih dari 1,0 maka menunjukkan kemampuan perusahaan yang baik dalam memenuhi kewajibannya.
Itulah pembahasan tentang apa itu current ratio, cash ratio dan quick ratio beserta rumus dan contoh kasus di perusahaannya.
Sumber :
1. https://manajemenkeuangan.net/rasio-likuiditas-adalah/
2. https://www.jurnal.id/id/blog/rasio-likuiditas-manfaat-dan-jenisnya/
3. https://analytics2.rti.co.id/?m_id=1&sub_m=s2&sub_sub_m=3
4. http://partner.itstime.id/buku-saham/buku-investasi-saham-ala-fundamentalis-dunia/