Ada mitos yang berkembang di masyarakat tentang mencabut gigi atas bisa menyebabkan buta.
Dengan mitos ini membuat masyarakat mending menahan sakit giginya dibanding melakukan perawatan gigi seperti mencabut gigi.
Padahal beberapa keadaan di bawah ini membutuhkan tindakan pencabutan, seperti:
- Perawatan pemasangan kawat gigi, guna memenuhi kebutuhan ruangan
- Gigi yang berada di garis fraktur atau patahan tulang rahang, agar tidak menghambat penyembuhan atau menyebabkan infeksi
- Gigi yang mengalami overeruption (kelainan posisi)
- Gigi yang patah atau retak pada kondisi tertentu
- Penyakit periodontal (penyakit pada jaringan pendukung gigi yang parah)
- Gigi yang mengalami gangguan pertumbuhan, seperti yang biasa terjadi pada geraham bungsu
- Gigi supernumerary (gigi dengan jumlah yang berlebih)
Namun sebenarnya apakah memang mencabut gigi bagian atas menyebabkan kebutaan?
Simak penjelasan dari video di bawah ini
Di bagian kepala terdapat 12 macam saraf yaitu :
1. Olfaktorius > Penciuman
2. Optikus > Penglihatan
3. Okulomotorik > Pergerakan Bola mata.
4. Trochlearis > Pergerakan Bola Mata.
5. Trigeminus > Rongga Mulut dan Mata.
6. Abdusen > Pergerakan Bola Mata.
7. Fasialis > Pada Otot Ekspresi wajah , perasa pada lidah depan, pendengaran.
8. Vestibulococlearis > Pada Keseimbangan.
9. Glosofaringeus > pada sensasi orofaring, perasa lidah bagian belakang , otot styloparingeus.
10. Vagus >pada oto laring , faring, sensasi pada hipofaring , jantung , paru, abdominal viscera.
11. Asesoris > pada otot sternokleidomastoideus, otot trapezius.
12. Hipoglosus > Pada pergerakan otot lidah.
Saraf yang berhubungan dengan rongga mulut dan mata adalah saraf TRIGEMINUS (Poin no 5). Saraf ini merupakan saraf kranial terbesar.
Saraf ini disebut sebagai saraf Trigeminus karena mempunyai tiga cabang besar yaitu :
1. Saraf OFTALMIKUS, saraf ini bersifat sensorik , bekerja pada sensasi bola mata , anterior scalp, wajah bagian atas.
2. Saraf MAKSILARIS, saraf ini bersifat sensorik, bekerja pada sensasi rongga hidung dan sinus, palatum , wajah bagian tengan dan gigi bagian atas.
3. Saraf MANDIBULARIS, saraf yang memiliki sifat sensorik dan motorik bekerja pada oto pengunyahan , tensor tempani , sensasi pada telinga , rongga mulut, gigi rahang bawah dan dagu.
Di mata ada saraf OFTALMIKUS sedangkan gigi rahang ada saraf MAKSILARIS.
Kedua saraf tersebut berbeda area kerja sehingga pencabutan gigi rahang atas tidak akan berpengaruh langsung pada saraf mata.
Infeksi pada gigi-gigi rahang atas dapat menyebar ke bagian lain tubuh termasuk ke daerah mata. Penjalaran infeksi dapat melalui pembuluh darah dan jaringan lunak disekitar rongga mulut, BUKAN MELALUI SARAF. Sebagai contoh, pada kasus abses (bengkak bernanah) yang disebabkan oleh gigi taring rahang atas yang berlubang dapat meluas ke area sekitar mata bahkan hingga mengakibatkan bengkak dibawah mata.
Menurut drg. Muh. Ruslin, Sp. BM, Ph.D Direktur Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Hasanuddin Makassar (UNHAS) memberikan tiga contoh kasus infeksi yang berkaitan dengan pengaruhnya pada indra penglihatan manusia.
Kasus pertama, jika kondisi gigi taring atas berlubang sampai terjadi infeksi yang menyebar dari akar ke bawah mata.
Kasus kedua, apabila gigi geraham atas terinfeksi karena berlubang.
Kasus ketiga adalah karena infeksi pada sisa akar gigi.
Pencabutan gigi yang dilakukan sesuai dengan prosedur (termasuk pasien yang bersikap kooperatif dalam mematuhi larangan dokter gigi setelah pencabutan), tidak akan menimbulkan efek negatif atau berbahaya bagi tubuh. Jadi, bila Anda mempunyai masalah pada gigi dan dokter menyarankan untuk dilakukan pencabutan, Anda tidak perlu khawatir dan ragu lagi untuk melakukan pencabutan gigi.
Jadikan cabut gigi sebagai pilihan yang terakhir, karena gigi yang sakit kemungkinan masih bisa diobati dan dirawat. Dokter gigi biasanya akan mempertahankan dan tidak akan melakukan pencabutan pada gigi yang kerusakannya masih bisa diperbaiki.
Informasikan kepada dokter Anda mengenai kondisi kesehatan dan penyakit yang diderita (bila memang ada), karena beberapa penyakit seperti diabetes, jantung, dan hipertensi sangat mempengaruhi tindakan pencabutan. Beritahukan juga jika Anda sedang hamil atau menyusui.
Sumber :
1. https://www.youtube.com/watch?v=x0CEBvtEjfQ
2. https://rsgm.maranatha.edu/2016/12/07/apakah-mencabut-gigi-dapat-menyebabkan-kebutaan/
4. https://www.klikdokter.com/rubrik/read/2699730/cabut-gigi-bisa-menyebabkan-kebutaan
5. https://i2.wp.com/dental.id (Featured Image)
One Reply to “Mencabut Gigi Atas Menyebabkan Buta? Mitos Atau Fakta”