Disclaimer :
Artikel ini merupakan rangkuman dari berbagai sumber. Sumber bisa dilihat di akhir artikel
Jika kalian sedang membaca Surat At Taubat pasti akan bertanya-tanya tentang tidak adanya Bismillah di awal Surat At Taubat.
ITSTIME.ID akan merangkum tentang tidak adanya Bismillah di Surat At Taubat dan apa pengganti Bismillah di Surat At Taubat tersebut.
Mengapa Tidak Ada Bismillah Pada Surat At Taubah?
Ada beberapa sebab yang melatarbelakangi tidak dicantumkannya basmalah dalam surat At Taubah yaitu :
Pertama, dalam tradisi Arab jahiliyah dahulu, jika mereka melakukan perjanjian dengan sebuah kaum atau kabilah yang lain dan hendak memutuskan perjanjian tersebut, maka mereka mengirimkan sepucuk surat pemutusan tanpa mencantumkan kalimat basmalah.
Pun demikian, ketika umat Islam memutuskan perjanjian dengan orang-orang musyrik, Nabi mengutus Sayyidina Ali untuk membacakan surat At-Taubah di hadapan mereka tanpa diawali dengan bacaan basmalah, sesuai adat mereka.
Kedua, Ibnu Abbas bertanya kepada Utsman tentang tidak dicantumkannya basmalah dalam surat at-Taubah.
Utsman menceritakan kronologinya, bahwa pada masa Nabi, ketika wahyu diturunkan kepadanya, Nabi memanggil salah satu sekretaris beliau untuk mendokumentasinya, dan beliau mendikte penempatan dan tata letaknya.
Perlu diketahui bahwa surat al-Anfal termasuk surat yang turunnya awal, sedangkan surat at-Taubah termasuk surat yang turunnya Terakhir, kedua kisah dan penyajiannya kedua surat di atas mirip dan hampir sama. Dalam hal tersebut, Nabi tidak menjelaskan bahwa surat al-Anfal bagian dari surat at-Taubah. Saya pun (Utsman bin Affan) berkesimpulan bahwa surat al-Anfal bagian dari surat at-Taubah. Oleh karena itu, saya urutkan kedua surat tersebut tanpa mencantumkan basmalah.
Ketiga, pada kekhalifahan Utsman, para sahabat berselisih pendapat tentang surat at-Taubah.
Sebagian sahabat menganggap bahwa antara surat at-Taubah dan al-Anfal adalah satu surat yang tidak terpisahkan. Sebagian sahabat yang lain menganggap bahwa keduanya adalah dua surat yang mandiri.
Untuk mendamaikan kedua perselisihan tersebut, Utsman mengambil sikap tengah, yaitu tidak mencantumkan basmalah. Tujuannya adalah agar kedua belah pihak yang berselisih dapat saling menerima.
Dari pihak yang menganggap keduanya (al-Anfal dan at-Taubah) satu surat tidak keberatan, karena tidak dicantumkan basmalah. Sedangkan dari pihak yang menganggap keduanya adalah dua surat yang mandiri juga dapat menerima karena beda nama suratnya, meskipun tidak diawali dengan basmalah.
Keempat, diriwayatkan oleh Ibnu Abbas bahwa beliau bertanya kepada Sayyidina Ali tentang tidak dicantumkannya basmalah dalam surat at-Taubah.
Sayyidina Ali menjelaskan bahwa basmalah adalah kalimat aman sementara surat at-Taubah turun sebab perang, tidak aman. Oleh karena itu, antara aman dan perang tidak dapat disatukan.
Demikian pula, dalam basmalah itu terdapat kandungan rahmat, kasih sayang, sedangkan dalam surat at-Taubah terdapat kemarahan. Oleh karena itu, antara rahmat dan kemarahan tidak bisa disatukan.
Senada dengan pendapat di atas, Imam al-Sufyan mengatakan bahwa basmalah adalah ayat rahmah, rahmah memiliki arti aman. Sedangkan surat at-Taubah turun kepada orang-orang munafik dan mengandung perang, sebab itu tidak aman bagi orang-orang munafik.
Kelima, karena surah tersebut mengandung ancaman kepada orang-orang musyrik. Padahal, basmalah mengandung makna rahmat. Maka, tak wajar bila membaca basmalah untuk ayat-ayat yang ditujukan kepada mereka.
Beberapa ulama membolehkan membaca basmalah sebelum surah at-Taubah bila bersandar pada alasan ini saja. Sebab, tak dibacanya basmalah itu hanya khusus bagi orang-orang musyrik yang memang tidak wajar memperoleh rahmat. Adapun kaum Muslimin yang membaca surah tersebut, maka rahmat dapat diperoleh sehingga membaca basmalah insya Allah mengantarkan pada meraih berkah-Nya.
Melengkapi tentang bahasan Surat At Taubah dan Surat Al Anfal maka cara menyambung antara surat al-Anfal dan At-Taubah, para ulama, baik qurra sab’ah (qira’at tujuh) maupun qurra’ asyrah (qira’at sepuluh) sepakat, baik secara metode maupun oprasionalnya, yaitu dengan tiga cara sebagaimana di terangkan dalam kitab Al-Qulussadid karangan Syekh Ahmad Hajazi. rohimahulloh. yaitu :
1. WAQOF, yaitu menghentikan bacaan pada akhir Surat Al Anfal kemudian mengambil nafas dulu baru melanjutkannya dengan awal Surat At Taubah tanpa membaca Ta’awwudz/Isti’adzah dulu.
2. WASHOL, yaitu menyambung akhir Surat Al Anfal dengan awal Surat At Taubah, tanpa berhenti dan tanpa mengambil nafas, dan tanpa membaca Ta’awwudz/Isti’adzah .
3. SAKTAH, yaitu setelah akhir Surat Al Anfal menghentikan bacaan dulu sejenak kira kira
dua harkat tanpa mengambil nafas, baru kemudian melanjutkannya dengan awal Surat At Taubah.
Diantara ketiga cara ini, yang paling afdhol adalah dengan cara WAQOF kemudian WASHOL kemudian SAKTAH.
Ketiga operasional bacaan ini tanpa membaca basmalah.
Hukum Membaca Basmalah pada awal surat Surat At-Taubah dan di tengah-tengah Surat At Taubah
1. Haram membaca basmalah di awal surat al-Bara’ah atau at-Taubah, dan makruh membaca basmalah di tengah-tengah surat.
Pendapat ini diutarakan oleh Imam Ibnu Hajar dan Imam al-Khatib. Dasar pengambilan hukum haram ini karena tidak mengikuti petunjuk bacaan yang mutawatir. Artinya, keluar dari pakem dan kesepakatan ulama qurra’.
Sementara hukum makruh di tengah-tengah surat At-Taubah karena tidak ada petunjuk resmi larangannya, sehingga untuk mengantisipasi dilakukan larangan yang tidak mengikat, yaitu hukum makruh.
2. Makruh membaca basmalah di awal surat At-Taubah dan sunnah membaca basmalah di tengah-tengah surat, sebagaimana membaca basmalah di tengah-tengah surat selain surat At-Taubah.
Pendapat ini diutarakan oleh Imam Ramli. Dasar pengambilan hukum ini (makruh di awal surat) adalah karena tidak ada petunjuk (larangan) resmi dari Nabi maupun sahabat. Sedangkan pengambilan hukum sunnah di tengah-tengah surat adalah karena dianalogikan (qiyas) dengan membaca basmalah di tengah-tengah surat selain At-Taubah.
Apa Pengganti Bismillah Pada Surat At Taubah?
Di beberapa Al Quran, ada satu kalimat yang menempel di pinggir awal Surat At Taubah yang berbunyi
اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ النـَّـارِ وَمِنْ شَرِّالْكُفَّــارِ وَمِنْ غَضَبِ الْجَبَّــارِ. اَلْعِزَّةُ لِلّٰهِ وَلِرَسُوْلِهِ وَلِلْمُؤْمِنِيْنَ
A’uudzubillaahi minannaari wa minsyarril kuffaar wa min ghodlobil jabbaar. Al ‘izzatulillahi wa lirosuulihii wa lilmu’miniin
Aku berlindung kepada Allah dari adzab neraka, dan dari kejahatan orang orang kafir, dan dari kemurkaan yang maha kuasa, kemuliaan adalah milik Allah, dan rasulnya dan orang orang yang beriman.
Dikutip dari web https://kalamgroup.blogspot.com/, dalam menyikapi doa di atas para ulama terbagi menjadi 3 kelompok :
1.Kelompok yang melarang mengamalkan karena mengklaimnya sebagai perbuatan bid’ah.
2.Kelompok yang bersikaf tawaqquf (tidak melarang juga tidak menganjurkan)
Namun untuk lebih sesuai dengan para ulama, untuk membaca surat At Taubah cukup dengan membaca
ta’awudz:
أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
A’udzu billahi minasy syaithonir rojiim
Aku memohon perlindungan kepada Allah dari setan yang terkutuk
Sumber:
1. https://islam.nu.or.id/post/read/91737/mengapa-surat-at-taubah-tak-dimulai-dengan-basmalah
2. https://islam.nu.or.id/post/read/91832/bolehkah-membaca-basmalah-di-tengah-tengah-surat-at-taubah
3. https://republika.co.id/berita/q9g9nu458/mengapa-surah-attaubah-tak-diawali-bismillah
4. http://tatengjaelani.blogspot.com/2013/04/hukum-membaca-basmalah-di-awal-suroh.html
5. http://mitrasaudara.com/2017/09/24/surat-at-taubah-pengampunan/
6. https://kalamgroup.blogspot.com/2019/01/inilah-doa-sebelum-membaca-surat-at.html
7. https://konsultasisyariah.com/ (Featured Image)