Umat Islam mempunyai 2 hari raya yaitu hari raya Idul Fitri yang jatuh pada bulan Syawal dan hari raya Idul Adha yang jatuh pada bulan Dzulhijjah.

Masing-masing sebelum tiba hari raya ada ibadah puasa.

Sebelum hari raya Idul Fitri kita melaksanakan puasa Ramadhan 30 hari yang sifatnya WAJIB dan sebelum melaksanakan hari raya Idul Adha kita melaksanakan puasa mulai tanggal 01 Dzulhijjah sampai tanggal 9 yang sifatnya sunnah.

Namun kebanyakan kita melaksanakan puasa di bulan Dzulhijjah hanya tanggal 08 Dzulihijjah atau yang disebut dengan puasa Tarwiyah dan puasa di tanggal 09 Dzulhijjah atau yang disebut dengan puasa Arafah.

Baca Juga Aqiqah Dulu Atau Qurban Dulu?

1. Puasa Tarwiyah

Puasa tarwiyah merupakan puasa yang jatuh pada tanggal 8 Dzulhijjah. Terdapat dua versi asal kata tarwiyah.

Yang pertama, yaumut tarwiyah (hari menyegarkan diri) terkait kebiasaan para peziarah (haji) membawa air untuk menghilangkan haus karena terik matahari yang menyengat, lantas menuju ke Mina.

Yang kedua, tarwiyah bisa dikaitkan dengan tindakan merenung (rawwa-yurawwi-tarwiyah) yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim setelah menerima wahyu dari Allah untuk menyembelih sang putra yaitu Nabi Ismail.

Barulah pada hari kesembilan Zulhijah, Ibrahim mendapatkan takwil dan membuatnya tahu (‘arafa) makna mimpi itu. Dalam versi ini, hubungan tanggal 8, 9, dan 10 Zulhijah berkaitan dengan rangkaian peristiwa ujian Allah terhadap Ibrahim dan Ismail.

Pada 8 Zulhijah, Ibrahim merenung atas mimpinya, diikuti 9 Zulhijah ia memahami takwil mimpi tersebut sedangkan pada 10 Zulhijah, Ibrahim melaksanakan perintah Allah.

Niat Puasa Tarwiyah

نوَيْتُ صَوْمَ تَرْوِيَةَ سُنَّةً لِّلِه تَعَالَى

“Nawaitu shauma al tarwiyata sunnatan lillahi ta’ala.”

Artinya: “Saya berniat melakukan puasa sunnah tarwiyah karena Allah Ta’ala.”

Atau versi lain

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ يَوْمِ التَّرْوِيَةِ لِلهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma ghadin ‘an adā’i sunnati yaumit tarwiyah lillâhi ta‘ālā.

Artinya, “Aku berniat puasa sunnah Tarwiyah esok hari karena Allah SWT.”

Baca Juga : Bacaan Sholat Idhul Adha (Arab, Indonesia Dan Terjemahan)

2. Puasa Arafah

Puasa Arafah adalah puasa yang dijalankan pada hari Arafah, atau hari kesembilan dari bulan Dzulhijjah.

Rasulullah SAW bahkan menyebutkan bahwa puasa Arafah dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu.

Dari Abu Qotadah, ia berkata bahwa Rasulullah shalallahu’ailhi wa sallam bersabda,

“Puasa Arofah (9 Dzulhijjah) dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyuro (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu.” (HR. Muslim no. 1162)

Niat Puasa Arafah

نَوَيْتُ صَوْمَ عَرَفَةَ سُنَّةً لِّلِه تَعَالَى

“Nawaitu shauma arafata sunnatan lillahi ta’ala.”

Artinya: “Saya niat puasa arafah sunnah karena Allah Ta’ala.”

Atau versi lain

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ يَوْمِ عَرَفَةَ لِلهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma ghadin ‘an adâ’i sunnati Arafah lillâhi ta‘âlâ.

Artinya, “Aku berniat puasa sunnah Arafah esok hari karena Allah SWT.”

Sumber :

1. https://www.orami.co.id/

2. https://news.detik.com/

3. https://tirto.id/

Leave a Reply