Salah satu indikator yang ITSTIME.ID gunakan untuk mencari saham berkinerja bagus adaah Gross Profit Margin dan Net Profit Margin.
Namun setelah diskusi ternyata Operating Profit Margin atau OPM juga tidak bisa dipandang sebelah mata.
Artikel ini merupakan rangkuman dari berbagai sumber tentang operating profit margin. Sumber di akhir artikel
Rasio operating profit margin merupakan salah satu bahasan penting dalam analisis rasio keuangan, khususnya dalam pembahasan rasio profitabilitas selain Gross Profit Margin dan Net Profit Margin.
Operating profit margin adalah ukuran kemampuan perusahaan untuk meningkatkan laba sebelum bunga dan pajak dibandingkan dengan penjualan yang dicapai perusahaan.
Pengertian operating profit margin menurut beberapa ahli :
Sherman (2015), margin laba operasi menunjukkan persentase pendapatan atau penjualan yang tersisa setelah dikurangi harga pokok penjualan dan biaya operasi. Semakin tinggi margin laba operasi perusahaan, semakin andal perusahaan dalam mengendalikan biaya operasi atau mampu mempertahankan margin laba kotor gross profit margin dengan solid.
Brigham & Houston (2013), pengertian rasio margin laba operasi atau operating profit margin adalah rasio keuangan untuk melihat margin operasi perusahaan yaitu dengan membagi pendapatan operasional (EBIT) dengan penjualan sales. Proses pembagian tersebut akan menghasilkan laba operasi per dolar.
Rasio Operating Profit Margin atau OPM ini bisa menggambarkan keuntungan yang murni yang diterima atas setiap penjualan yang dilakukan.
Sederhananya, perhitungan ini menunjukkan persentase pendapatan yang dihasilkan setiap penjualan sebelum membayar bunga dan pajak, tetapi sudah dikurangi biaya variabel produksi, seperti bahan baku dan gaji.
Jika persentase OPM semakin tinggi, maka perusahaan dinilai akan dalam menjalankan operasionalnya.
Angka yang kita perlukan dalam menghitung operating margin dapat kita ambil dari laporan laba rugi perusahaan (income statement / statement of profit or loss) dalam laporan keuangan (financial statement).
Perusahaan bisa menggunakan rasio operating profit margin untuk mengukur kemampuan yang dimiliki untuk menghasilkan laba operasi dan penjualan bersih selama periode tertentu.
Marjin operasional ini juga sering digunakan manajer untuk mencari proyek yang paling berkontribusi terhadap keuntungan perusahaan.
Kalian bisa juga membahas lebih detail tentang Gross profit margin disini Gross Profit Margin Perusahaan : Pengertian, Manfaat, Rumus Menghitung
Rumus Operating Profit Margin sebagai berikut
OPM = ((Revenues – Cost of Goods Sold – Operating Expenses) / Revenues) x 100%
atau
OPM = (EBIT – Revenue) x 100%
Contoh penggunaan operating profit margin
Perusahaan plastik JKLM memiliki pendapatan Rp100.000.000,00 dengan Harga Pokok Penjualan Rp20.000.000,00 dan biaya administrasi Rp5.000.000,00. Berapa margin operasionalnya?
Sebelum menghitung margin operasional, Anda harus lebih dulu menghitung laba operasi dengan rumus pendapatan dikurangi HPP, beban penjualan, beban umum, dan biaya administrasi.
Laba Operasional = Pendapatan – Harga Pokok Penjualan – Biaya Administrasi
= Rp100.000.000,00 – Rp20.000.00,00 – Rp5.000.000,00
= Rp75.000.000,00
Margin Operasional = Laba Operasional : Pendapatan
= Rp75.000.000,00 : Rp500.000.000,00
= 0.15 x 100%
= 15%
Cara membacanya adalah perusahaan JKLM mempunyai operating profit margin 15%. Jadi JKLM bisa memperoleh lama 15% dari total pendapatan
Kapan disebut operating profit margin baik?
Menurut ITSTIME.ID ada 2 kemungkinan yaitu
- Melihat kinerja per tahun atau per kuartal di belakangnya
- Melihat kinerja perusahaan yang mempunyai lini bisnis yang sama seperti emiten coal ya ada ADRO dibandingkan dengan PTBA
Kekurangan Operating profit Margin adalah rasio ini hanya dapat digunakan untuk membandingkan perusahaan pada industri yang sama, dan sebaiknya mempunyai lini bisnis dan pendapatan yang serupa pula.
Sumber :
2. https://www.invesnesia.com/
3. https://www.akseleran.co.id/