Kalo kalian bermain di dunia saham entah sebagai trader atau investor pasti akan mendapat berbagai istilah-istilah unik yang memang dipakai di dunia yang begitu “kejam” ini.
Ada istilah
- beli pucuk
- hajar kanan atau hajar kiri
- longsor
- senin terbang
- ketinggalan kereta
- pompom atau tebar fear
- TP atau taking profit
- saham gocap
- baris di antrian
Nah kali ini ITSTIME.ID akan membahas tentang beli di pucuk.
Apa artinya beli di pucuk dan bagaimana rasanya?
Beli di pucuk artinya kita membeli saham “tepat” di saat harga tertinggi kemudian setelah kita beli ternyata harganya terus turun. Padahal saat membeli kita berharap harga akan semakin tinggi tetapi kenyataannya malah longsor.
Apakah ITSTIME.ID pernah beli saham di pucuk?
Pernah dong…Waktu itu saham TLKM saat di harga sekitar 4000an.
Trus bagaimana perasaannya?
Saat itu memang ITSTIME.ID belum mengetahui tentang tips-tipsnya jadi pas beli santai saja dan lama-lama kok cemas.
Tetapi sekarang tidak lagi.
Inilah beberapa hal yang menjadikan kita (ITSTIME.ID) akan lebih santai saat ternyata beli saham di harga pucuk
1. Mengetahui harga wajar
Ini penting karena target yang akan kita kejar adalah harga wajarnya. Kapan harga wajarnya bisa tercapai? Tidak ada yang tau.
Ini cara mengetahui harga wajar suatu saham
Cara Menghitung Harga Wajar/ Nilai Intrinsik/ Valuasi Saham Ala Benjamin Graham
Dan ini manfaat kita mengetahui tentang harga wajar suatu saham
Apa Pentingnya Mengetahui Harga Wajar Suatu Saham? 4 Hal Ini Jawabannya
2. Planning money manajemen
Kalo kita sudah menggunakan money manajemen maka kita bisa mengikuti alur pasar. Saat harga turun kita bisa melakukan average down. Saat harga naik sampai kisaran tertentu kita bisa average up
3. Emosi
Nah ini yang sebenarnya paling penting. Kita bisa cemas, santuy, kalang kabut bahkan stres semua berhubungan dengan emosi.
Kalo kita sudah tahu harga wajar, mempunyai planning yang baik tetapi emosi kacau maka 2 hal di atas akan berantakan juga.
ITSTIME.ID sampai menulis sendiri artikel tentang emosi yang bisa dibaca disini
Analisa Dalam Investasi Saham Tidak Berguna Jika Emosi Masih Mengikuti
Sumber :
1. https://www.idntimes.com/ (Featured Image)