Detail Buku The Danish Way of Parenting (Rahasia Orang Denmark Membesarkan Anak)

Jumlah hal : 184

Penulis : Jessica Joelle Alexander & Iben Dissing Sandahl

Tahun terbit : 2018

Penerbit : PT Bentang Pustaka

BELI BUKU DISINI

Daftar Isi Buku The Danish Way of Parenting (Rahasia Orang Denmark Membesarkan Anak)

1. Prakata Ayah Edy

2. Prakata untuk Edisi yang Diperbarui

3. Prakata

4. Mengenali apa yang menjadi pembawaan alami kita

5. P untuk Play (Bermain)

6. A untuk Autentisitas

7. R untuk Reframing (Memaknai Ulang)

8. E untuk Empati

9. N untuk No Ultimatum (Tanpa Ultimatum)

10. T untuk Togetherness (Kebersamaan) dan Hygge (Kenyamanan)

11. Sumpah Hygge

12. Bagaimana Selanjutnya

13. Ucapan Terima kasih

Review Buku The Danish Way of Parenting (Rahasia Orang Denmark Membesarkan Anak)

Buku The Danish Way of Parenting (Rahasia Orang Denmark Membesarkan Anak) merupakan buku terjemahan dari bahasa Inggris ke Indonesia.

Yang ditakutkan pertama dari buku terjemahan adalah terjemahannya kurang bagus. Namun setelah membaca sampai selesai bahasa yang digunakan sudah “relatif” Indonesia sehingga bahasanya mengalir dan enak dinikmati.

Bukunya relatif tipis hanya 182 halaman, namun dalam setiap babnya lumayan padat dalam menjelaskan berbagai hal tentang parenting di Denmark.

Buku The Danish Way ini lebih cocok dibaca saat benar-benar pikiran slow dan fresh karena isinya “berat” dan membutuhkan perenungan.

Buku The Danish Way of Parenting menceritakan tentang penulis Jessica Joelle Alexander & Iben Dissing Sandahl yang pindah dari Amerika Serikat ke Denmark.

Penulis penasaran mengapa Denmark dinobatkan menjadi negara yang berbahagia selama 40 tahun. Dan mereka menemukan rahasianya dalam bentuk PARENT  (Play, Autenticity, Reframing, Emphaty, No Ultimatum, Togetherness).

Dalam setiap pembahasannya akan ada semacam perbandingan kasus antara negara Amerika Serikat dan denmark, quote-quote sebagai penguat materi, dan step by step yang harus dilakukan oleh orang tua untuk mewujudkan misi PARENT di atas.

Rangkuman Buku The Danish Way of Parenting (Rahasia Orang Denmark Membesarkan Anak)

P untuk Play (Bermain)

Kapan terakhir anda menyuruh anak anda untuk bermain? Ya bermain disini bukan bermain bola, bermain biola tetapi ketika anak memilih aktivitasnya sendiri baik bermain sendiri maupun bermain bersama teman dan memilih bermain yang menurut mereka menarik.

Bermain mengajari mereka ketangguhan. Dan ketangguhan sudah terbukti menjadi satu dari faktor paling penting dalam memprediksi kesuksesan pada orang dewasa.

Selain masalah permainan, banyak orang tua yang berusaha keras untuk memulai sekolah anak mereka lebih dini dan kita bangga.

Di Denmark orang tua mencoba untuk tidak mencampuri kecuali memang dibutuhkan. Mereka percaya bahwa anak-anak bisa melakukan dan mencoba hal baru.

A untuk Autentisitas

Sering sekali atau bahkan hampir semua film yang ada mempunyai akhir yang bahagia. Tetapi tidak untuk Denmark, mereka percaya bahwa tragedi dan kejadian menyedihkan adalah hal-hal yang seharusnya dibicarakan.

Bagi orang Denmark, kenyataan dimulai dengan sebuah pemahaman dari emosi kita sendiri.

Mengenali dan menerima semua emosi sejak dini membuat anak menjadi lebih mudah untuk mengatur strategi bagi semua masalah.

R untuk Reframing (Memaknai Ulang)

Dengan memaknai ulang apa yang kita katakan menjadi sesuatu yang lebih suportif sesungguhnya mengubah cara kita dalam merasakan sesuatu.

Memberikan label kepada anak semisal “anak yang susah makan” mendeskripsikan siapa anak tersebut.

Mungkin anak yang keras kepala menolak makan sudah menikmati cemilan atau memang benar-benar tidak lapar. Kita harus mencoba untuk melihat gambara suatu hal lebih luas dan lebih utuh.

E untuk Empati

“Bagaimana kalau kita mencoba lebih banyak empati daripada mempermalukan orang lain”

“Bagaimana kalau kita berhenti menginginkan kesempurnaan yang tidak mungkin ada”

Peduli pada kebahagiaan orang lain selalu penting untuk menciptakan kebahagiaan mereka sendiri.

Membantu mengembangkan empati pada anak-anak secara dini bisa membantu mereka menciptakan hubungan yang lebih baik dan lebih peduli di masa depan.

N untuk No Ultimatum (Tanpa Ultimatum)

Orang Denmark melihat anak-anak pada hakikatnya baik.

Studi menunjukkan bahwa anak-anak dari orang tua yang berwibawa akan menjadi lebih mandiri, diterima secara sosial, sukses dalam akademis dan berperilaku baik.

Ingat bukan anaknya yang buruk melainkan tindakannya yang buruk.

T untuk Togetherness (Kebersamaan) dan Hygge (Kenyamanan)

Merasa terhubung dengan orang lain memberikan sebuah arti dan tujuan bagi kita.

Menikmati momen bersama anak, keluarga dan teman sebagai sesuatu yang penting

Sumber :

1. https://mizanstore.com/ (Featured Image)

Author: Ahmad Muttaqin

Penyuka teknologi yang sedang belajar tentang finansial dan terobsesi dengan dunia kesehatan. Hobi mereview makanan juga terutama yang warung under rated.

Leave a Reply