Sudah berapa kali teman-teman merasa gembira ketika sahamnya misal BRIS sudah dijual dan kemudian hari ternyata BRIS turun terus menerus?
Sudah berapa kali teman-teman sedih saat sudah menjual sahamnya yang dikira sudah pucuk, eh ternyata di hari berikutnya malah terbang tinggi seperti BRIS kemaren?
ITSTIME.ID mengalami kejadian saat sudah menjual saham dan masih intip-intip sahamnya eh ternyata malah justru terbang tinggi. Saham itu ANTM.
ITSTIME.ID menjual saham bahkan cutlos saat di harga sekitar 780an.
Agak menyesal sih tapi ya gimana lagi itu adalah keputusan yang sudah kita buat bahkan saat cutloss. Kuncinya sebenarnya adalah apa alasan saat kita menjual saham tersebut. Jika hanya karena market risk maka menjadi masalah tetapi jika menjual karena company risk justru malah benar.
Dan ITSTIME.ID menjual ANTAM karena masih ada emiten lain yang fundamentalnya lebih baik.
Cara Mencari Saham Berfundamental Bagus Dan Rutin Membagikan Dividen
Tapi ternyata begitu dijual, ANTAM terbang ke angkasa sampe di angka Rp 1800.
ITSTIME.ID juga pernah menjual saham UNVR di harga Rp 8100 dan ternyata sampe artikel ini ditulis harga saham UNVR malah sekitar Rp 7500. Di posisi ini ITSTIME.ID senang dan gembira.
Terus apakah bisa tetap tenang walopun saham yang dijual justru terbang atau saham yang dijual malah turun?
Jawabannya bisa.
1. Menjual saham sebaiknya karena company risk bukan market risk.
Company risk itu kondisi perusahaan yang memang menurun. Kalo market risk karena situasi seperti Maret 2020 kemaren.
2. Jika menggunakan harga wajar maka juallah sesuai dengan harga wajar yang ditetapkan. Jadi sebelum harganya sampe di harga wajar jangan dijual. Dan tetap tenang walopun harganya terbang tinggi di atas harga wajar.
Apa Pentingnya Mengetahui Harga Wajar Suatu Saham? 4 Hal Ini Jawabannya
3. Jangan intip-intip lagi saham yang sudah dijual kecuali memang mau dibeli kembali.
Poin 3 ini rumus paling penting. Daripada senang atau sedihnya malah merubah plan yang ada mending enggak usah diintip-intip ya.